Jakarta, (17/08) | Peringatan Detik Detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke 79 dan Syukuran HUT ke- 38 PPAL Tahun 2024, (17/08/24) di KRI dr Radjiman Wedyodiningray -992 dengan Irup Laksamana (Purn) Siwi Sukma Adji, S.E., M.M. , berlangsung hikmat.
Pada kesempatan ini hadir para mantan Kasal : Laksamana (Purn) Arief Koeshariadi, Laksamana (Purn) Achmad Soetjipto, Laksamana (Purn) Slamet Soebijanto, Laksamana (Purn) Sumardjono, Laksamana (Purn) Ade Supandi , Aspers Kasal Laksamana Muda TNI P. Rahmad Wahyudi, S.E., M.Tr Han serta Ketua Umum Yayasan Hang Tuah Laksda(Purn) Dr. Dani Achdani, S.Sos., S.E., M.A.P , perwakilan siswa SMK Pelayaran Jakarta dan SMK Hang Tuah 1 Jakarta.
Laksamana (Purn) Siwi juga mengatakan kegiatan PPAL tersebut juga sebagai bentuk rasa syukur kepada para pahlawan pendiri bangsa yang telah mewariskan Republik Indonesia kepada generasi muda dan upaya dari purnawirawan TNI AL untuk mewariskan nilai luhur tersebut kepada generasi muda.
"Kami selaku orang tua yang telah purna tugas tentunya ingin memberikan satu warisan nilai-nilai kepada generasi penerus bangsa, khususnya kepada masyarakat maritim, generasi muda maritim, marilah kita memberikan rasa syukur, rasa cinta kita kepada masyarakat maritim, generasi muda maritim, marilah kita memberikan rasa syukur, rasa cinta kita kepada negara, kepada bangsa dengan wujud apa yang kita lakukan saat ini. Ini adalah merupakan satu pewarisan nilai-nilai dari pendahulu kita kepada generasi selanjutnya," ujarnya.
Dia juga mengungkapkan peringatan HUT Ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia ini bertepatan dengan HUT Ke-38 PPAL.
Mantan Kasal yangbjuga Ketua PPAL tersebut telah menyusun sebuah buku berjudul 'Tantangan Pembangunan Mental Generasi Prajurit Jalasena Menuju Kejayaan Angkatan laut'.
Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa untuk membangun mental sebuah generasi diperlukan pemahaman mengenai karakter dari generasi tersebut dan generasi saat ini sangat lekat dengan teknologi khususnya ponsel pintar atau smartphone.
Sehingga ancaman terhadap generasi tersebut datang dalam bentuk yang berbeda, antara lain dengan perang proksi atau proxy war, yakni perang yang dilancarkan oleh kekuatan-kekuatan besar yang memainkan perannya secara tidak langsung, tetapi melalui pihak ketiga, sehingga dalam perang ini untuk menghancurkan negara menggunakan kekuatan non-militer atau perang senyap.
Dampak yang ditimbulkan dari proxy war antara lain membelokkan tujuan nasional mengikuti negara pengendali, hilangnya jati diri bangsa, hilangnya kearifan bangsa, hilangnya integritas nasional dan terjajah secara ideologi, ekonomi, budaya serta tidak ada kemandirian bangsa.
Oleh karena itu PPAL menyusun buku tersebut sebagai upaya menyikapi kemajuan jaman dan tren kehidupan generasi muda, menghadapi upaya menyusupkan perang proksi di Indonesia, pencegahan serta penangkalan terhadap adanya perang senyap yang dilancarkan pihak yang ingin mengganggu kepentingan nasional Indonesia dengan tujuan melemahkan bahkan menghancurkan generasi muda bangsa dengan cara yang sangat halus bahkan targetnya tidak sadar telah terpapar paham ideologi global.
(yht/dar)